Recent Post

Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Assalamu'alaikum sobat blogger sekalian. Kali ini saya mau share tentang aktivitas blogging yang saat ini saya kerjakan dan demikian juga dengan jutaan blogger lainnya. Pertanyaan mendasar yang sering muncul dan sering dipertanyakan adalah, apa manfaat dari blogging buat para blogger seperti saya dan apa pula motivasi saya membuat sebuah blog. Baiklah, saya akan menganalisanya sesuai dengan pengalaman saya.

Pertama
Membuat blog tidak sepenuhnya adalah GRATIS, tentunya bagi kalangan tertentu. Dimana letak "ketidakgratisan" blog itu ? Tentu saja dari cara sobat mendapatkan akses internet. Apakah sobat menggunakan Dial Up Modem, Speedy, Wi-Fi zone, atau "mampir" ke Warnet. Tentunya ada Rupiah yang harus sobat keluarkan sebagai kompensasinya.

Kedua
Membuat sebuah postingan yang bermutu akan memakan waktu, tenaga dan pikiran. Sudah jamak saat ini, banyak blogger pemula menggunakan metode "COPAS" alias tinggal comot untuk mempercepat proses pembuatan sebuah postingan. Akan tetapi cara ini tidak fair dan mengundan resiko tersendiri. Bisa dibanned oleh Google atau dilaporkan siempunya sumber dan dikucilkan. Untuk itulah membuat sebuah postingan yang bermutu dan benar - benar original, sobat harus meluangkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk mencari referensi dan membuat narasi sendiri.

Ketiga
Membuat sebuah topik postingan yang benar - benar baru sangat sulit. Coba saja sobat cari melalui Google hal - hal yang sekiranya menurut sobat tidak mungkin dipublikasikan atau belum dipublikasikan yang sekiranya bisa sobat posting. Bisa dipastikan topik tersebut sudah ada ! Mengapa ? Karena semua blogger tentunya berpikiran yang sama. Sedangkan jumlah pemilik situs pribadi, baik gratis maupun berbayar sedemikian banyaknya, barangkali lebih banyak dari jumlah penduduk di Bumi kita ini ?! Jadi, apakah sobat masih merasa ide postingan sobat benar - benar baru dan belum pernah dipublikasikan ?

Keempat
Mengurus sebuah blog ternyata tidaklah gampang. Ini berlaku bagi semua blogger, baik yang masih pemula dan baru seperti saya, maupun yang sudah profesional dan kawakan. Beberapa keadaan yang tidak dapat tidak harus dihadapi dan dilakukan oleh para blogger antara lain :
  • Meningkatkan SEO dan Traffic Rank
  • Membuat postingan yang bermutu dan bermanfaat tanpa melanggar TOS
  • Membalas komentar
  • Memperbaiki broken link
  • Menjaga kesehatan blog dari spammer, malware dan blogger copas dll
Tentunya terbayang kerumitan yang akan sobat hadapi jika sobat mempunyai sebuah blog maupun memutuskan untuk membuat sebuah blog.

Nah, terlepas dari itu semua, kembali kita tanyakan pada diri sendiri sesuai judul postingan ini. Apa motivasi kita membangun sebuah blog ? Tentunya pertanyaan inipun akan memunculkan beragam asumsi. Menurut saya, jawaban masuk akal pertama adalah untuk membangun jaringan di dunia maya. Dengan adanya blog, tentunya sobat ingin pengunjung internet mengunjungi blog sobat, memperoleh informasi yang diperlukan, lalu meninggalkan komentar yang membangun. Dengan begitu, sobat akan merasa apa yang sobat bangun ternyata bermanfaat bagi orang lain.

Motivasi lainnya yaitu untuk mencari penghasilan tambahan. Ya, tidak dipungkiri saat ini internet adalah ladang bisnis yang sangat menggiurkan. Melalui blog, sobat dapat menghasilkan "Dollar" dengan memasang iklan, menggunakan jasa situs link refferal, mengikuti program affiliasi yang kesemuanya bertujuan sama, yaitu menghasilkan uang. Jadi diharapkan semakin bagus blog sobat, semakin banyak pengunjung, semakin banyak kesempatan mengklik iklan dan link refferal, makin banyak penghasilan mengalir ke pundi - pundi sobat.

Motivasi terakhir menurut saya adalah untuk menunjukkan kemampuan dan eksistensi si blogger. Banyak yang bisa mengakses internet, punya akun jejaring sosial lebih dari satu, punya E-mail, akan tetapi sedikit yang punya situs atau blog pribadi. Jadi, jika sobat punya blog, itu akan menjadi nilai tambah tersendiri buat sobat. baik itu di lingkungan nyata maupun di dunia maya.

Pesan saya, jangan sampai aktivitas blogging sobat membuat sobat dipecat dari pekerjaan, jangan sampai anak, istri atau pacar ditelantarkan. Dan jangan sampai rambut di kepala sobat jatuh berguguran. Lakukan dengan bijak dan penuh perhitungan. Mulai dengan keberanian dan jalankan dengan ketekunan. Niscaya sobat akan mendapatkan hasil yang menyenangkan.

Demikian postingan saya kali ini. Bukan maksud untuk menakut nakuti ataupun menggurui. Hanyalah sekedar opini dan berbagi ilmu dan pengalaman yang sudah saya alami. Semoga manjadi motivasi bagi sobat sekalian. Maju terus dunia blogger Indonesia. Semoga memacu kreativitas para sobat blogger sekalian. Saya punya motto buat semua sobat blogger semua :
" GIVE THE BEST, GET THE BEST "
Apakah anda seorang programmer ? Kalau iya, saya yakin tingkat intelegensi anda juga tinggi. Mengapa saya mengatakan demikian ? Hal ini karena belajar mengenai bahasa pemrograman, tidak akan terlepas dari penggunaan logika dan rumus serta algoritma yang kompleks dan rumit. Menurut penulis, programmer itu adalah pekerjaan yang sangat menguras pikiran dan waktu. Karena penulis sendiri juga pernah membuat program, walaupun tidak bisa dibilang sebagai programmer.

Menjadi seorang programmer, harus rela menghabiskan sebagian besar waktu anda di depan komputer.
Tidak heran seorang programmer diidentikkan dengan kacamata tebal, seorang kutu buku, kurang merawat badan, jarang bergaul, dan "pacaran" dengan komputer. Memang tidak selalu demikian, akan tetapi itulah konsekuensinya jika anda berniat untuk menekuni bidang pekerjaan programmer, bukan hanya sekedar membuat program.

Saat ini yang penulis ketahui, ada banyak bahasa pemrograman yang dapat digunakan oleh para programmer. Sebut saja Visual Basic, Delphi, C++, C#, dll. Menggunakan bahasa pemrogramman tidak seperti menggunakan bahasa verbal. Salah 1 huruf saja, program yang kita buat tidak akan berjalan dengan benar atau bahkan tidak sama sekali. Pernahkah anda melihat source code dari sebuah program yang anda buat atau yang dipublish oleh programmer di internet. Tentu sangat tidak menyenangkan untuk diingat - ingat bukan ?! Beribu - ribu baris perintah yang harus diketik dengan bermacam - macam algoritma dan fungsi - fungsi membuatnya begitu menakutkan bagi kita yang ingin mencoba membuat sebuah program. Sebuah program "Hello Word" pun tidak begitu saja bisa dibuat oleh orang yang belum paham dengan dunia pemrograman.

Membuat program, anda setidaknya harus mempersiapkan langkah - langkah seperti di bawah ini :
  1. Menentukan jenis program. Anda harus menentukan kira - kira program anda nanti digunakan untuk apa. Bisa menjadi program utility, editor, analisis, dll.
  2. Mengumpulkan data. Setelah tujuan program ditetapkan, anda harus mencari data - data yang dibutuhkan, seperti bahasa pemrograman itu sendiri, contoh - contoh program yang mirip dengan proyek yang akan anda buat, browsing source code yang bertebaran di internet, dll.
  3. Menentukan GUI ( Graphic User Interface ). Setelah data yang diperlukan telah tersedia, anda mulai dengan menentukan seperti apa tampilan program anda kelak. Tentunya anda harus membuat interface yang User Friendly, menarik tetapi simpel.
  4. Mengetikkan listing program. Ini adalah bagian yang paling rumit. Anda harus mengetikkan ratusan bahkan ribuan baris perintah yang akan menyusun program anda agar berjalan seperti yang anda harapkan. Tidak jarang banyak programmer yang sering terbentur pada tahap ini.
  5. Menguji coba program. Setelah listing program dibuat, anda harus menjalankan program anda untuk melihat seperti apa hasilnya. Pada tahap ini hampir dipastikan tidak ada program yang langsung menjadi sempurna seperti yang diharapkan oleh si programmer.
  6. Debug Error. Program yang masih belum sempurna harus diperbaiki lagi. Proses ini disebut Debugging. Pada tahap ini si programmer harus tahu dimana letak kesalahan program dan harus bisa memperbaikinya. Pada tahap ini jugalah anda akan banyak bertanya, baik dengan teman ataupun melalui internet di milis - milis yang membahas seputar dunia pemrograman.
  7. Finishing. Setelah program yang anda buat selesai, saatnya anda  membuat file Installer dari program yang telah jadi tadi. Jika anda membuat program yang bersifat portable, anda mungkin bisa melewati langkah ini. Anda tentu dapat memilih untuk melepas program itu secara "Freeware" ataupun berbayar.
  8. Mempublish program ke pemakai. Tahap ini adalah final. Anda dapat memperkenalkan program baru anda baik secara langsung melalui teman atau melalui internet. User yang tertarik akan mencoba program buatan anda. Lalu akan ada feedback dari mereka mengenai Bug, Error, kritik dan saran mengenai program itu.
  9. Update ataupun patching. Berdasar dari feedback para pengguna program anda, anda dapat membuat update atau patching dari program anda itu. Atau mungkin anda menemukan ide - ide baru untuk mengembangkan program anda tersebut.
Begitu "repot"nya proses pembuatan sebuah program ini hingga banyak programmer amatiran termasuk penulis sendiri yang kandas di tengah jalan. Yang paling sering dijumpai adalah kesalah dalam mengetikkan listing program ataupun membuat algoritma baru yang sesuai dengan keinginan kita.

Terlepas dari itu semua, ternyata banyak juga programmer yang bisa menjadi "makmur" dari dunia pemrograman ini. Sebut saja Bill Gate raja Microsoft. Barangkali anda juga berencana menjadi Bill Gate selanjutnya ? Mungkin saja. Programmer bukanlah momok yang menakutkan bagi anda yang awam tentang dunia pemrograman. Tetapi pesan penulis, kalau tidak takut diterjang ombak, jangan berumah di pinggir pantai. Anda dapat mempertimbangkan kapabilitas anda sendiri, sanggup atau tidak. Jangan sampai mengikuti jejak penulis yang belum pernah sekalipun menyelesaikan sebuah program yang dibuat. Akhirnya listing program yang dikerjan sekian waktu itu hanya memenuhi Hardisk saja. Tentu anda tidak ingin demikian bukan ?!

Mari kita majukan teknologi dengan membuat program - program baru yang berguna bagi kemaslahatan umat. Satu saran terakhir dari penulis, cobalah untuk membuat program yang bersifat Freeware ataupun Open Source. Karena menurut pengalaman, program seperti ini lebih "laris manis" dibanding dengan program berbayar.

Programmer, job para jenius

"Lapar, lapar... pesan Internet yuk !" kata salah seorang teman saya suatu hari saat kami duduk di sebuah warung pinggir jalan ( bahasa Jermannya "WARTEG"). Internet yang dimaksud oleh teman penulis tentu saja menu makanan yang disajikan di warung tersebut yaitu Indomie Telor pake Kornet. Setelah kita santap maka perut akan terasa kenyang. Akan halnya dengan Internet yang kita kenal sekarang, tentu bukan itu definisinya. Internet di zaman sekarang tidak akan bisa mengenyangkan atau menghilangkan dahaga kita. Ibarat candu, makin kita sering berkutat dengan internet semakin kita merasa ketagihan.
Internet dalam dunia komputerisasi saat ini seakan tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan kita. Penulis pernah membaca informasi yang menyebutkan bahwa ada anak 10 tahun yang sudah mempunyai blog pribadi. Fakta lain juga menyebutkan sebuah blog dimiliki oleh seorang nenek yang berusia hampir 108 tahun. Fakta ini membuktikan bahwa internet sudah dikenal umum dalam seluruh aspek kegiatan manusia saat ini.

Apa sih sebenarnya internet itu ? Internet adalah singkatan dari International Network atau Jaringan Internasional. Internet menghubungkan pengguna komputer dari seluruh belahan dunia yang terhubung di dalamnya. Dengan internet, kita dapat ngobrol dengan user dari negara lain, Inggris misalnya, yang mustahil bisa dilakukan jika tidak ada internet. Kalaupun bisa maka ceritanya akan berbeda. Dari internet, kita bisa memperoleh apapun yang kita butuhkan. Ngobrol, transfer data, pesan tiket pesawat, ikut lelang online, belanja online dan segudang kegiatan lain. Bahkan mungkin sebagian waktu pembaca lebih banyak dihabiskan dengan duduk di depan layar komputer dengan akses internet seperti yang anda lakukan sekarang. Bahkan barangkali salah satu dari anda malah duduk seharian di depan komputer sambil chatting ( Nah loh !!).

Banyak pelaku bisnis yang semakin sukses saat mereka menggunakan jasa internet. Para mahasiswa bisa ikut kuliah tanpa harus hadir di perkuliahan melalui kuliah online. Bahkan si Panjul teman penulis bisa dapat pacar dari internet melalui chatting. Bahkan anak tetangga penulis yang masih SD sudah punya laptop lengkap dengan fasilitas akses internetnya ( barangkali juga salah satu dari anak anda ? ) Ditambah lagi menjamurnya warnet - warnet yang dengan mudah dapat kita temukan lengkap dengan fasilitas webcamnya, semakin membuat kita tergiur untuk mengakses internet barang semenit saja. Tapi apa yang terjadi, kita akan lupa waktu !. Pengalaman penulis, pernah suatu saat penulis masuk warnet hanya untuk mengirimkan sebuah e-mail lamaran kerja dengan perkiraan akan selesai dalam beberapa menit saja. Akan tetapi saat melihat billing, ternyata penulis sudah duduk selama hampir 4 jam lebih. Sangat jauh meleset dari perkiraan. Barangkali kejadian ini juga pernah pembaca alami.

Saat ini teknologi internet memang sudah jadi menu sehari hari. Kian hari kian banyak yang bisa ditawarkan oleh internet untuk memanjakan kita atau lebih tepatnya, menghanyutkan kita. Bahkan belum lama ini pemerintah telah memberikan buku panduan sekolah yang dapat diperoleh gratis dari internet kepada anak - anak kita. Ada juga program pengenalan internet ke sekolah - sekolah. Tentunya hal ini sangat menggembirakan kita ( Sekaleee !! ).

Barangkali pembaca lebih paham dan lebih mahir mengenai seluk beluk internet dibanding penulis. Jadi penulis tidak akan menjelaskan secara terperinci. Penulis bukanlah seorang ahli. Jadi penulis hanya menguraikan apa yang penulis tahu saja. Dan jika pembaca merasa memiliki informasi yang lebih edukatif, penulis sangat mengharapkan masukan dari anda sekalian...
Anda tentu pernah mendengar berita fenomenal beberapa waktu yang lalau tentang seorang ibu rumah tangga yang diadukan ke polisi hanya gara - gara email ? Pertama saya tidak percaya sama sekali. Akan tetapi melihat infotainment di TV saya baru percaya. Disebutkan manajemen sebuah rumah sakit terkenal mengadukan bekas pasiennya dengan tuduhan pencemaran nama baik yang dilakukan melalui sarana Email. Yang lebih mencengangkan lagi, hukuman yang bakal ditanggung jika benar terbukti bersalah adalah 6 tahun penjara dan denda "Satu Milyar"....
Saya sangat heran dengan fenomena ini. Bagaimana bisa ? Kalau menurut versi penulis, sebenarnya si tertuduh itu ndak salah juga kok. Memang dia menulis email tentang keluhannya di rumah sakit tersebut, akan tetapi dia tidak menyebarkannya ke sembarang orang, hanya teman - teman dekatnya saja. Sebenarnya yang harus disalahkan adalah orang yang menyebarkan isi dari email itu sehingga terekspos ke publik dan sampai di "telinga" manajemen rumah sakit itu.

Dalam emailnya, beliau menceritakan tentang ketidak nyamanan yang diperolehnya dari layanan rumah sakit tempat ia dirawat, yakni memberikan diagnosa yang salah mengenai penyakitnya. Merasa dicemarkan nama baiknya, pihak rumah sakit mengadukannya dan berakibat dipenjara selama hampir 3 minggu.

Saat ini, kasus ini masih terus berlanjut. Kabar terakhir yang penulis dengan, beliau sudah bebas dan rencananya malah akan menuntut balik. Sebenarnya penulis jadi bingung sendiri, siapa yang benar dan siapa yang salah. Tapi ini bisa menjadi pelajaran bagi kita. Lakukanlah segala sesuatu itu dengan penuh pertimbangan. Karena penyesalah selalu datang terlambat !! Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Termasuk internet, gunakanlah secara bijak dan arif. Jangan sampai anda dirugikan atau bahkan merugikan orang lain.

Terakhir, saya berdoa untuk beliau , semoga diberikan ketabahan. Saya yakin beliau tidak bersalah karena menurut saya dianya tidak berniat melakukan apa yang dituduhkan oleh pihak rumah sakit.

Juga buat penulis pribadi dan pengguna internet lain, jadikan ini sebagai pelajaran, terutama buat yang suka berkomunikasi lewat email. Jangan suka menganggap sesuatu secara sepele. Karena terkadang sebuah masalah besar bisa timbul hanya karena masalah yang sepele !!

Popular Post

Popular Posts

- Copyright © ASYA.COM - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -